10 October 2006

Puasa dan Warung Nasi

bulan ramadhan. ini puasa kedua gw. dan pertama kali 1 hari gw ga puasa. baong.
lagi ga enak badan, flu, bersin-bersin, trus batuk. dan sepupu gw yg biasa
ngebangunin malah kesiangan juga. jadi ga sahur deh. oke oke.. apapun alasannya tetep gw yg salah.
napa ga aktifin alarm hp sendiri? *menunduk*
napa musti tergantung orang untuk bangunin, sepupu gw ga puasa, jadi ga ada kewajiban dia untuk bangun, trus masak, trus bangunin lu trus tidur lagi. *menunduk semakin dalam*

btw, yg sekarang gw mo tulisin sebenernya bukan soal gw yg ga puasa hari ini.
siapa yg peduli emang? hehe yg mo gw bahas adalah berita yg gw liat di tv beberapa waktu yg lalu.
tentang sekelompok pemuda mu**yah di bogor yg sweeping rumah makan yg masih buka di bulan puasa ini. diliatin gimana mereka mendatangi warung nasi-warung nasi kecil (yg sebagian sudah nutupin pake kain, trus adanya di gang-gang kecil).
niat ya? trus pas ada yg makan dipaksa berhenti, yg masih buka warung disuruh tutup.
dengan diberi 'nasehat-nasehat' supaya 'menghormati' bulan puasa.
sampe ada 2 ibu-ibu berjilbab yg lagi minum kabur waktu mo dishoot kamera.

juga sebelumnya ada berita di kota .... (kota mana gw lupa, pekalongan gitu?)
yg tramtibnya merazia warung-warung sejenis. ini malah resmi, soalnya
udah ada surat keputusan pemerintah daerahnya. hmmm.....

yg sekarang gw mo tanya. apakah mereka yg merazia, mengeluarkan surat keputusan punya hak untuk itu?
bukankah orang puasa untuk ibadah kepada Yang di Atas?
ama hubungannya dengan mereka? apakah mereka yakin, ibu-ibu yg minum itu ga lagi dapet bulanan?
apakah mereka yakin bahwa yg lagi makan itu muslim? trus kalo bukan muslim apakah ada
hak mereka untuk melarang orang makan padahal jelas mereka ga harus puasa? makan minumnya juga di tempat tertutup.
apakah mereka memikirkan bahwa warung nasi itu adalah penopang hidup pemilik pemiliknya?
yg anak-anaknya mungkin akan kelaparan jika ibunya tidak ada penghasilan berjualan?
ato mereka yg merazia dan melarang itu akan menanggung pengeluaran keluarga itu sebulan penuh?
apakah mereka akan menjadi orang yg lebih diterima puasanya oleh Allah karena telah melarang orang untuk makan minum.

bukankah inti dari puasa itu adalah menahan godaan? dari godaan apapun. makan minum, bicara yg tidak tidak, melakukan pemaksaan kehendak. dengan adanya godaan tempat makan misalnya, bukankah orang jadi lebih 'berasa' puasa? dengan adanya godaan, malah bisa mengukur tingkat keimanan seseorang.
orang yg tidak korupsi uang negara karena dia cuman pemulung bukan berarti dia orang baik! gimana mo korupsi uang negara? la wong dia ga punya kesempatan itu.
orang yg ga makan karena ga ada yg jualan bukan berarti dia emang niat puasa karena Allah.
itu puasa terpaksa namanya. trus apa gunanya jika sesuatu dilakukan dengan terpaksa?
hanya agar diliat orang bahwa dia puasa? bukankah ada anjuran supaya tidak keliatan berpuasa walaupun sedang puasa?

mudah-mudahan posting ini tidak menyinggung siapapun. karena emang ga ada niat untuk menyinggung siapapun. hanya mengeluarkan uneg-uneg.

- blass it! -

No comments: